Pages

Monday, February 3, 2020

PENDEKATAN KONSELING CLIENT CENTERED

Client Centered Theory sering pula dikenal sebagai teori non-direktif atau berpusat pada pribadi. Pendekatan konseling client centered menekankan pada kecakapan klien untuk menentukan isu yang penting bagi dirinya dan pemecahan masalah dirinya. Konsep pokok yang mendasari adalah hal yang menyangkut konsep-konsep mengenai diri (self), aktualisasi diri, teori kepribadian,dan hakekat kecemasan. Peran konselor dalam model pendekatan konseling client centered adalah :
1.      Konselor tidak memimpin, mengatur atau menentukan proses perkembangan konseling, tetapi hal tersebut dilakukan oleh klien itu sendiri.
2.      Konselor merefleksikan perasaan-perasaan klien, sedangkan arah pembicaraan ditentukan oleh klien.  
3.      Konselor menerima klien dengan sepenuhnya dalam keadaan seperti apapun.
4.      Konselor memberi kebebasan pada klien untuk mengeksperisikan perasaan-perasaan sedalam-dalamnya dan seluas-luasnya.
Client centered sebagai Model Pendekatan dalam Konseling Bertolak dari peran konselor sebagai guru dengan beragam tindakannya dalam memberikan perlakuan terhadap siswa, maka Client Centered sebagai model dalam konseling merupakan pendekatan, deskripsi proses konseling, tujuan konseling, teknik konseling, kelebihan dan keterbatasan serta hasil konseling dan penerapan dalam proses belajar mengajar di sekolah.
I.    Client centered
Sebagai PENDEKATAN, merupakan cara umum dalam memandang permasalahan atau objek kajian.  Asumsi Perilaku Bermasalah menurut Rogers adalah ketika tidak adanya hubungan yang kongruen antara real self dan ideal self-nya serta self as thought to be seen by others.
II. Deskripsi proses konseling
Dalam model pendekatan Client Centered merupakan suatu gambaran bagaimana proses pendekatan ini dilaksanakan. Adapun deskripsi proses konseling itu adalah : 
a.       Konseling memusatkan pada pengalaman individual.
b.      Konseling berupaya meminimalisir rasa diri terancam, dan memaksimalkan dan serta menopang eksplorasi diri. Perubahan perilaku datang melalui pemanfaatan potensi individu untuk menilai pengalamannya, membuatnya untuk memperjelas dan mendapat tilikan perasaan yang mengarah pada pertumbuhan.
c.       Melalui penerimaan terhadap klien, konselor membantu untuk menyatakan, mengkaji dan memadukan pengalamanpengalaman sebelumnya ke dalam konsep diri.
d.      Dengan redefinisi, pengalaman, individu mencapai penerimaan diri dan menerima orang lain dan menjadi orang yang berkembang penuh.
e.       Wawancara merupakan alat utama dalam konseling untuk menumbuhkan hubungan timbal balik.
III. Client Centered sebagai Tujuan Konseling,
1.      Pendekatan ini merupakan harapan yang ingin dimiliki setelah proses konseling berlangsung.  Adapun Tujuan Konseling yang hendak dicapai dalam hal ini adalah : Memberi kesempatan dan kebebasan klien untuk mengekspresikan perasaan-perasaannya, berkembang dan terealisir potensinya.
2.      Membantu individu untuk sanggup berdiri sendiri dalam mengadakan integrasi dengan lingkungannya, dan bukan pada penyembuhan tingkah laku itu sendiri.
3.      Membantu individu dalam mengadakan perubahan dan pertumbuhan.

IV. Teknik Client centered sebagai teknik,
Pendekatan ini merupakan suatu cara yang penekanan masalah ini adalah dalam hal filosofis dan sikap konselor, dan mengutamakan hubungan konseling ketimbang perkataan dan perbuatan konselor. Implementasi teknik konseling didasari oleh paham filsafat dan sikap konselor tersebut. Karena itu teknik konseling Rogers berkisar antara lain pada caracara penerimaan pernyataan dan komunikasi, menghargai orang lain dan memahaminya (klien). Karena itu dalam teknik dapat digunakan sifatsifat konselor berikut:
a.       Acceptance artinya konselor menerima klien sebagaimana adanya dengan segala masalahnya. Jadi sikap konselor adalah menerima secara netral.
b.      Congruence artinya karakteristik konselor adalah terpadu, sesuai kata dengan perbuatan dan konsisten.
c.       Understanding artinya konselor harus dapat secara akurat dan memahami secara empati dunia klien sebagaimana dilihat dari dalam diri klien itu.
d.      Non-judgemental artinya tidak memberi penilaian terhadap klien, akan tetapi konselor selalu objektif.
V. Kelebihan dan keterbatasan  Client centered
Pendekatan ini merupakan model pendekatan konseling yang tentunya memiliki kelebihan serta keterbatasan. Adapun kelebihan dan keterbatasan itu adalah:
1.      Kelebihan:
a.       Pemusatan pada klien dan bukan pada terapis
b.      Identifikasi dan hubungan terapi sebagai wahana utama dalam mengubah kepribadian.
c.       Lebih menekankan pada sikap terapi daripada teknik.
d.      Memberikan kemungkinan untuk melakukan penelitian dan penemuan kuantitatif.
e.       Penekanan emosi, perasaan, perasaan dan afektif dalam terapi.
f.        Menawarkan perspektif yang lebih up-to-date dan optimis. 
g.      Klien memiliki pengalaman positif dalam terapi ketika mereka focus dalam menyelesaiakan masalahnya.
h.      Klien merasa mereka dapat mengekpresikan dirinya secara penuh ketika mereka mendengarkan dan tidak di justifikasi Keterbatasan  Kurangnya kekonkritan; dalam proses konseling, lebih efektif ketika menggunakan bahasa verbal dan dengan klien yang cerdas; mengabaikan faktor ketidaksadaran (alam tak sadar) dan insting naluri; berurusan dengan hal-hal yang ada di permukaan.
VI. Hasil konseling Setelah konselor melakukan konseling kepada konselinya,
Harapan yang ingin diraih oleh seorang konselor yakni hasil konseling. Pada prinsipnya sulit untuk membedakan antara proses dengan hasil konseling. Ketika kita mempelajari hasil secara langsung, maka sebenarnya kita menguji perbedaanperbedaan antara dua perangkat observasi yang dibuat pada awal dan akhir dari rangkaian wawancara. Walau demikian Rogers mengatakan hasil konseling ialah klien menjadi lebih kongruen, lebih terbuka terhadap masalahmasalahnya, kurang defensif, yang senua ini nampak dalam. dimensi-dimensi pribadi dan perilaku. Berdasarkan hasil riset, beberapa hasil konseling antara lain:
a.       Peningkatan dalarn penyesuaian psikologis.
b.      Kurangnya keteganggan pisik dan pemikiran kapasitas yang lebih besar untuk merespon rasa frustasi.
c.       Menurutnya sikap defensive. 
d.      Tingkat hubungan yang lebih besar antara self picture dengan self ideal.
e.       Secara, emosional lebih matang.
f.        Peningkatan dalam keseluruhan penyesuaian dalam latihan-latihan vokasional.
g.      Lebih kreatif.


Daftar Rujukan :
Corey, Geral. 2006. Teori Dan Praktek Konseling Dan Psikoterapi(dialih bahasakan oleh E. Koswara). Bandung : PT. Refika Aditama.
Hidayat, Dede Rahmat. 2011. Teori Dan Aplikasi Psikologi Kepribadian Dalam Konseling. Bogor: Ghalia Indonesia

0 comments:

Post a Comment