Client Centered Theory sering pula dikenal
sebagai teori non-direktif atau berpusat pada pribadi. Pendekatan konseling
client centered menekankan pada kecakapan klien untuk menentukan isu yang
penting bagi dirinya dan pemecahan masalah dirinya. Konsep pokok yang mendasari
adalah hal yang menyangkut konsep-konsep mengenai diri (self), aktualisasi
diri, teori kepribadian,dan hakekat kecemasan. Peran konselor dalam model
pendekatan konseling client centered adalah :
1.
Konselor tidak
memimpin, mengatur atau menentukan proses perkembangan konseling, tetapi hal
tersebut dilakukan oleh klien itu sendiri.
2.
Konselor
merefleksikan perasaan-perasaan klien, sedangkan arah pembicaraan ditentukan
oleh klien.
3.
Konselor menerima
klien dengan sepenuhnya dalam keadaan seperti apapun.
4.
Konselor memberi
kebebasan pada klien untuk mengeksperisikan perasaan-perasaan sedalam-dalamnya
dan seluas-luasnya.
Client centered sebagai Model Pendekatan
dalam Konseling Bertolak dari peran konselor sebagai guru dengan beragam
tindakannya dalam memberikan perlakuan terhadap siswa, maka Client Centered
sebagai model dalam konseling merupakan pendekatan, deskripsi proses konseling,
tujuan konseling, teknik konseling, kelebihan dan keterbatasan serta hasil
konseling dan penerapan dalam proses belajar mengajar di sekolah.
I.
Client centered
Sebagai PENDEKATAN, merupakan cara umum
dalam memandang permasalahan atau objek kajian. Asumsi Perilaku
Bermasalah menurut Rogers adalah ketika tidak adanya hubungan yang kongruen
antara real self dan ideal self-nya serta self as thought to be seen by others.
II. Deskripsi
proses konseling
Dalam model pendekatan Client Centered
merupakan suatu gambaran bagaimana proses pendekatan ini dilaksanakan. Adapun
deskripsi proses konseling itu adalah :
a.
Konseling
memusatkan pada pengalaman individual.
b.
Konseling berupaya
meminimalisir rasa diri terancam, dan memaksimalkan dan serta menopang
eksplorasi diri. Perubahan perilaku datang melalui pemanfaatan potensi individu
untuk menilai pengalamannya, membuatnya untuk memperjelas dan mendapat tilikan
perasaan yang mengarah pada pertumbuhan.
c.
Melalui penerimaan
terhadap klien, konselor membantu untuk menyatakan, mengkaji dan memadukan
pengalamanpengalaman sebelumnya ke dalam konsep diri.
d.
Dengan redefinisi,
pengalaman, individu mencapai penerimaan diri dan menerima orang lain dan
menjadi orang yang berkembang penuh.
e.
Wawancara
merupakan alat utama dalam konseling untuk menumbuhkan hubungan timbal balik.
III. Client
Centered sebagai Tujuan Konseling,
1.
Pendekatan ini merupakan
harapan yang ingin dimiliki setelah proses konseling berlangsung. Adapun
Tujuan Konseling yang hendak dicapai dalam hal ini adalah : Memberi kesempatan
dan kebebasan klien untuk mengekspresikan perasaan-perasaannya, berkembang dan
terealisir potensinya.
2.
Membantu individu
untuk sanggup berdiri sendiri dalam mengadakan integrasi dengan lingkungannya,
dan bukan pada penyembuhan tingkah laku itu sendiri.
3.
Membantu individu
dalam mengadakan perubahan dan pertumbuhan.
IV. Teknik Client
centered sebagai teknik,
Pendekatan ini merupakan suatu cara yang
penekanan masalah ini adalah dalam hal filosofis dan sikap konselor, dan
mengutamakan hubungan konseling ketimbang perkataan dan perbuatan konselor.
Implementasi teknik konseling didasari oleh paham filsafat dan sikap
konselor tersebut. Karena itu teknik konseling Rogers berkisar antara lain pada
caracara penerimaan pernyataan dan komunikasi, menghargai orang lain dan
memahaminya (klien). Karena itu dalam teknik dapat digunakan sifatsifat
konselor berikut:
a.
Acceptance artinya
konselor menerima klien sebagaimana adanya dengan segala masalahnya. Jadi sikap
konselor adalah menerima secara netral.
b.
Congruence artinya
karakteristik konselor adalah terpadu, sesuai kata dengan perbuatan dan
konsisten.
c.
Understanding
artinya konselor harus dapat secara akurat dan memahami secara empati dunia
klien sebagaimana dilihat dari dalam diri klien itu.
d.
Non-judgemental
artinya tidak memberi penilaian terhadap klien, akan tetapi konselor
selalu objektif.
V. Kelebihan dan
keterbatasan Client centered
Pendekatan ini merupakan model pendekatan
konseling yang tentunya memiliki kelebihan serta keterbatasan. Adapun kelebihan
dan keterbatasan itu adalah:
1.
Kelebihan:
a.
Pemusatan pada
klien dan bukan pada terapis
b.
Identifikasi dan
hubungan terapi sebagai wahana utama dalam mengubah kepribadian.
c.
Lebih menekankan
pada sikap terapi daripada teknik.
d.
Memberikan
kemungkinan untuk melakukan penelitian dan penemuan kuantitatif.
e.
Penekanan emosi,
perasaan, perasaan dan afektif dalam terapi.
f.
Menawarkan
perspektif yang lebih up-to-date dan optimis.
g.
Klien memiliki
pengalaman positif dalam terapi ketika mereka focus dalam menyelesaiakan
masalahnya.
h.
Klien merasa
mereka dapat mengekpresikan dirinya secara penuh ketika mereka mendengarkan dan
tidak di justifikasi Keterbatasan Kurangnya kekonkritan; dalam proses
konseling, lebih efektif ketika menggunakan bahasa verbal dan dengan klien yang
cerdas; mengabaikan faktor ketidaksadaran (alam tak sadar) dan insting naluri;
berurusan dengan hal-hal yang ada di permukaan.
VI. Hasil konseling Setelah
konselor melakukan konseling kepada konselinya,
Harapan yang ingin diraih oleh seorang
konselor yakni hasil konseling. Pada prinsipnya sulit untuk membedakan antara
proses dengan hasil konseling. Ketika kita mempelajari hasil secara langsung,
maka sebenarnya kita menguji perbedaanperbedaan antara dua perangkat observasi
yang dibuat pada awal dan akhir dari rangkaian wawancara. Walau demikian Rogers
mengatakan hasil konseling ialah klien menjadi lebih kongruen, lebih terbuka
terhadap masalahmasalahnya, kurang defensif, yang senua ini nampak dalam.
dimensi-dimensi pribadi dan perilaku. Berdasarkan hasil riset, beberapa hasil
konseling antara lain:
a.
Peningkatan dalarn
penyesuaian psikologis.
b.
Kurangnya
keteganggan pisik dan pemikiran kapasitas yang lebih besar untuk merespon rasa
frustasi.
c.
Menurutnya sikap
defensive.
d.
Tingkat hubungan
yang lebih besar antara self picture dengan self ideal.
e.
Secara, emosional
lebih matang.
f.
Peningkatan dalam
keseluruhan penyesuaian dalam latihan-latihan vokasional.
g.
Lebih kreatif.
Daftar Rujukan :
Corey, Geral. 2006. Teori Dan Praktek Konseling Dan Psikoterapi(dialih bahasakan oleh
E. Koswara). Bandung : PT. Refika Aditama.
Hidayat, Dede Rahmat. 2011. Teori Dan Aplikasi Psikologi Kepribadian Dalam Konseling. Bogor:
Ghalia Indonesia
0 comments:
Post a Comment